Orang yang menilai diri mereka memiliki kecerdasan emosional yang tinggi cenderung gemar melebih-lebihkan kemampuan mereka untuk mendeteksi penipuan pada orang lain. Mereka terlalu percaya dalam menilai ketulusan orang lain.
Meskipun kecerdasan emosional, secara umum, tidak dikaitkan dengan menjadi lebih baik atau lebih buruk untuk membedakan antara kebenaran dan kebohongan, orang dengan kemampuan lebih tinggi untuk memahami dan mengekspresikan emosi (komponen kecerdasan emosional) tidak begitu baik ketika berhadapan dengan orang yang berbohong .
"Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa fitur kecerdasan emosional, dan proses pengambilan keputusan memiliki efek paradoksal untuk mendeteksi kebohongan," ujar peneliti Stephen Porter, dari University of British Columbia, Kanada. "Temuan ini penting karena kecerdasan emosional adalah konsep yang digunakan dalam berbagai kebutuhan, termasuk tempat kerja."
Para peneliti menggunakan kuesioner standar untuk mengukur kecerdasan emosional dari 116 peserta. Para peserta kemudian melihat 20 video dari seluruh dunia yang bertemakan permohonan kembalinya anggota keluarga yang hilang. Para peserta diminta untuk menilai apakah permohonan tersebut jujur atau menipu. Banyak keyakinan yang mereka miliki dalam penilaian tersebut dilaporkan sebagai isyarat untuk membuat penilaian dan tingkat respons emosional mereka atas pembelaan masing-masing.
Profesor Porter menemukan bahwa kecerdasan emosi lebih tinggi dikaitkan dengan terlalu percaya diri dalam menilai ketulusan dari permohonan dan perasaan simpatik terhadap orang-orang dalam video.
*Sumber : livescience.com/Kartika Maharani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sahabat pengunjung yang baik,mohon tuliskan kesan Anda pada blogs sederhana kami ini. Terikasih Anda sudah menengok pojok tulisan ini.