E-learning merupakan metode dan media pembelajaran yang kini marak digunakan di dunia pendidikan dalam era globalisasi saat ini. Dengan metode tersebut, suatu materi pembelajaran dapat dinikmati oleh para pelajar tanpa terbatas ruang dan waktu.
Pola belajar e-learning seperti ini merupakan hal yang menarik untuk dioptimalisasikan di dunia pendidikan kita bila tidak mau ketinggalan sangat jauh dari budaya pendidikan yang telah berkembang di belahan dunia lain. Metode ini dianggap sangat efektif, mengingat jumlah siswa dan mahasiswa kita yang cukup besar kuantitasnya. Bayangkan saja jika ada 2.000 siswa dalam satu sekolah dan harus mengumpulkan serta memerikas 200 test tiap harinya, pasti waktu yang kita butuhkan sangat banyak dan pengerjaannya juga akan sangat melelahkan,selain itu pekerjaan para pendidik malah akan sangat mungkin habis waktunya hanya untuk sekadar mengoreksi,
Untuk mengatasi hal tersebut, kini telah banyak dikembangan lewat sistem e-learning dan ini tentunya butuh proses bertahap. Benar bias dipastikan biaya yang harus dikeluarkan pun pasti cukup besar. Sebagai contoh Kumamoto University di Jepang, universitas ini harus mengeluarkan budget dana setara dengan Rp600 juta setiap tahun. Dana ini khusus untuk menambah kapasitas dan menghindari terjadinya masalah pada server.
Pemaparan sistem e-learning tersebut menarik perhatian peserta seminar Guraru di JCC pada waktu yang lalu. Terutama bila dibandingkan dengan sistem yang dimiliki oleh Binus Online Learning. Share system ini di banyak kampus kita masih kerap bermasalah karena overload pengguna. Namun, pada saat ini belum semua guru, dosen, mahasiswa apalagi siswa memanfaatkannya. Namun demikian seiring dengan kecepatan akses internet dan semakin efisiennya system pengiriman data nantinya e-learning menjadi sesuatu yang menarik untuk diterapkan secara masal di semua lembanga pendidikan kita. Gagasan penerapan e-learning memang sudah sedemikan rupa berkembang dan menantang seluruh ahli IT/ICT dunia karena efektifitasnya sudah pada diakui.
Kini banyak lembaga terutama perguruan tinggi di Indonesia mulai memanfaatkan system ini dan upayanya didukung oleh serangkaian kerjasama dengan lembaga setara di luar negeri. Misalnya ITS yang telah bekerja sama dengan Kumamoto University dari Jepang dan kedua institusi tersebut akan menjadi contoh positif bagi lembaga pendidikan lainnya. Bukan hanya dalam hal system saja akan tetapi juga beasiswa, dan program akademik lainnya, Sampai pula pada kerjasama riset, dan kesempatan mendapat beasiswa double degree. Bahkan, peluang double degree jenjang doktoral sangat besar bagi mahasiswa Indonesia khususnya untuk PTN tersebut.
Salah satu himbauan dalam hal ini disampaikan oleh Maria Anityasari
Kepala International Office (IO) Insititut Teknologi Surabaya, beliau menyatakan
bahwa kesempatan pengembangan e-learning bisa diperoleh oleh lembaga mana saja asal mampu berkolaborasi. Malah kemitraan semacam ini sekaligus memberi jalan untuk para pelajar mahasiswa mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri yang diakuinya memang saat ini tengah banyak diminati oleh mahasiswa Indonesia. Upaya kerjasama antar lembaga lintas negara tersebut sangat prospektif untuk memancing dan menghadirkan pemikiran baru bagi kalangan pendidik dan para pemerhati pendidikan umum lainnya di kita. Dengan demikian,lewat e-learning dan juga kerjasama antar lembaga pendidikan global saat ini sangat diperlukan. Hanya dengan cara demikian kesetaraan dalam dunia pendidikan berkelas internasional bisa kita raih dan bukan hanya impian sebuah belaka. (ESP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sahabat pengunjung yang baik,mohon tuliskan kesan Anda pada blogs sederhana kami ini. Terikasih Anda sudah menengok pojok tulisan ini.