PENDAPAT TENTANG RANCANGAN KURIKULUM 2013
( Dirumuskan berdasarkan hasil Diskusi Terbuka)
Pada tanggal 13 Maret 2013 dan Sidang
Pleno MGB tanggal 12 April 2013.
Latar Belakang
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Ps. 1(19),
dinyatakan bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.” Tersirat bahwa kurikulum adalah menyangkut proses serta upaya yang
terdapat dalam kebijakan pendidikan nasional bangsa, yang kemudian mendasari
perancangan Kurikulum Nasional 2013 (yang selanjutnya disebut Kurikulum 2013).
Karena kebijakan mengenai kurikulum menyangkut hajat hidup orang banyak, posisi
budaya, serta martabat bangsa, rancangan Kurikulum 2013 yang digagas oleh
Pemerintah telah menarik perhatian masyarakat luas. Berbagai pihak telah ikut terlibat
membahasnya dengan caranya masing-masing. Disadari bahwa pada saat ini, bangsa
ini memerlukan langkah perbaikan pendidikan dasar dan menengah yang tidak boleh
keliru guna menghadapi peluang Demography Window (Jendela Demografi) atau
Peluang Emas Indonesia 2045. Apapun model kurikulum baru yang diperkenalkan
pada saat ini akan meletakan dasar lompatan budaya bangsa Indonesia menuju
budaya masa depan yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adalah amat penting untuk difahami betapa bangsa ini tidak boleh lengah
menghadapi tantangan lompatan budaya yang disebutkan, menuju cita-cita sebagai
Negara Besar pada umur 100 tahun kemerdekaan nanti. Dikatakan sebagai lompatan
budaya karena diramalkan pada saat bangsa ini berumur 100 tahun nanti, kemajuan
budaya serta peradaban bangsa-bangsa di muka bumi akan sudah sampai pada
paradigma yang amat berbeda. Teknologi maju yang telah hadir pada saat ini
(teknologi info, teknologi bio, teknologi nano, teknologi neuro) telah dan akan
mengubah budaya, lingkungan serta peradaban umat manusia di muka bumi. Banyak
diramalkan, bahwa kemajuan teknologi pada saat ini dan nanti telah akan
berpengaruh luar biasa pada paradigma berfikir setiap individu manusia.
Paradigma berfikir yang membangun logika bernalar atas denyut-denyut informasi
yang diterima oleh jutaan sekaligus sensor-sensor indera yang dimiliki manusia,
yang secara integral akan pula membangun budaya serta peradaban baru pada
jamannya. Dengan demikian, penyusunan dan pelaksanaan kurikulum baru yang memperhatikan
paradigma kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atas kehidupan masa depan
menjadi langkah sangat penting bagi penentuan masa depan bangsa. Pada saatnya
nanti, bangsa Indonesia akan berada pada lingkungan dan peradaban kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang disebutkan.
Kurikulum adalah bentuk program dari proses pendidikan, dan ITB adalah salah
satu bagian dari proses pendidikan bangsa tersebut. ITB yang menjalankan tugas
serta tanggung jawab sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya
bangsa – dalam sains, teknologi, seni, dan kemanusiaan yang menjadi
identitasnya - ikut bertanggung jawab untuk keberhasilan pendidikan bangsa
Indonesia. Karena itulah Majelis Guru Besar ITB (MGB ITB) memandang perlu
melakukan diskusi terbuka guna mencari dan menemukan hakikat mengenai Rancangan
Kurikulum 2013. Diskusi dengan tajuk “Mempertanyakan Hakikat Pendidikan STEAM
dalam Kurikulum 2013 untuk Merekacipta Masa Depan Bangsa” telah dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 13 Maret 2013 di Balai Pertemuan Ilmiah ITB. (STEAM =
Science-Technology-Engineering-Art-Mathematics.) Selain untuk tujuan di atas,
diskusi dimaksudkan pula guna menyusun dan menyampaikan kepada berbagai pihak
mengenai sumbangan pemikiran yang berhubungan dengan desain pendidikan nasional
guna menghadapi tantangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
kehidupan masa depan bangsa Indonesia. Khususnya pendidikan dasar yang akan
menghantarkan generasi muda bangsa menjadi pelaku perwujudan bangsa Indonesia
ke depan.
Sejalan dengan tujuan ini, untuk acara tersebut telah diundang berbagai unsur
pembicara maupun peserta dari kalangan pendidik dan pemerhati pendidikan
termasuk Pemerintah, dengan harapan diskusi mampu menghasilkan
simpulan-simpulan yang lebih baik. Namun, sekalipun sudah diupayakan, sangat
disayangkan pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang
dinilai paling mengerti rancangan Kurikulum 2013 tidak dapat menghadiri acara
penting ini.
Rangkuman Hasil Diskusi
Kehadiran sebuah kurikulum baru dan perlunya perubahan secara kontinu merupakan
suatu keniscayaan dalam dunia pendidikan guna membangun budaya serta peradaban
bangsa menuju yang lebih baik. Pembaharuan mendasar dan berwawasan ke depan
karena pemahaman paradigma masa kini, tidak dapat dihindari demi merangkul masa
depan suatu generasi bangsa dalam pertarungannya dengan dunia pikiran yang
selalu berubah dalam menghadapi tantangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bergerak amat cepat. Untuk itu, kurikulum haruslah dirancang
dengan proses pematangan yang cermat serta dituntun oleh kaidah akademik yang
lebih benar dan baik.
Berdasarkan hal tersebut, setelah menelaah dokumen Rancangan Kurikulum 2013
yang ada pada waktu itu, peserta Diskusi Terbuka MGB ITB menemukan beberapa
catatan sebagai berikut:
- Hingga pada saat diskusi berlangsung, Rancangan Kurikulum 2013 belum dituliskan ke dalam format dokumen Negara maupun naskah budaya layaknya sebuah dokumen Negara, sebagai perangkat rujukan hukum Negara.
- Gagasan inti dalam Rancangan Kurikulum 2013 belum tersampaikan dengan lugas, bahkan dalam beberapa hal justru menunjukkan keraguan.
- Sejumlah istilah yang tidak dikenal secara luas telah digunakan dalam Rancangan Kurikulum 2013, menyebabkan kurikulum ini tidak mudah dipahami pada tataran implementasi, utamanya bila diterapkan oleh para pendidik di lapangan.
- Rancangan Kurikulum 2013 belum mampu mengungkapkan gagasan intinya dengan bahasan yang lugas dan tanpa mengandung keraguan dan pengertian multitafsir, guna mendudukkan untaian pemikiran yang menjadi tujuan sehingga mudah dipahami oleh para pendidik di lapangan.
- Rancangan Kurikulum 2013 belum menunjukkan keterkaitan basis filosofi yang digunakan dengan perwujudannya pada tataran teknis, kompetensi inti dan kompetensi dasar.
- Rancangan Kurikulum 2013 belum mencantumkan sikap dan nilai-nilai luhur kemanusiaan, yang memperhatikan hakikat STEAM, yaitu ciri budaya ilmiah di balik kemajuan ilmu pengetahuan yang diserasikan perkembangannya dengan pembangunan karakter bangsa dalam menghadapi dunia di masa depan.
Pada akhir acara diskusi, sejumlah peserta diskusi dari berbagai kalangan
masyarakat yang hadir cenderung menyatakan bahwa Rancangan Kurikulum 2013 belum
layak untuk dilaksanakan pada tahun ajaran yang segera datang. Diperlukan kematangan
konsep dan rancangan, serta kesiapan guru yang akan berperan sebagai ujung
tombak implementasi dari Kurikulum 2013.
Dengan mencermati rangkuman hasil diskusi sebagaimana tertulis di atas, MGB ITB
memandang perlu menyampaikan pendapat mengenai Rancangan Kurikulum 2013 sebagai
berikut.
Pernyataan Pendapat dan Rekomendasi
Di dalam proses pendidikan, perubahan kurikulum merupakan suatu keniscayaan.
Kurikulum yang ideal harus kontekstual, menyesuaikan sekaligus memberi arah
bagi perkembangan ke depan di masyarakat. Karena itu kurikulum harus selalu
diperbaiki secara kontinu sesuai dengan perkembangan serta tantangan yang
dihadapi. Terkait dengan itu, Kurikulum 2013 akan meletakkan dasar perubahan
budaya dan peradaban bangsa Indonesia memasuki peluang Emas Indonesia 2045
(Golden Opportunity Indonesia), yang bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan
bangsa Indonesia. Dalam hal ini, kehendak Pemerintah untuk memperkenalkan
kurikulum baru, yakni Kurikulum 2013, harus disambut dengan baik. Namun,
sebagaimana diisyaratkan oleh pernyataan mengenai kurikulum yang disebutkan di
atas (UU Sisdiknas, 2003), selain materi ajar yang perlu diberikan kepada
peserta didik, kemampuan dan kapasitas pendidik khususnya dan komitmen semua
pelaku pendidikan umumnya, serta proses yang benar adalah amat penting guna
mewujudkan tujuan dari pendidikan.
Dengan latar belakang di atas, perubahan dan penyusunan kurikulum baru harus
diupayakan melalui proses yang cermat disertai kajian akademik yang tertib.
Kurikulum baru harus lebih baik dari kurikulum sebelumnya mengingat makna
kurikulum baru sangat penting bagi pembangunan generasi bangsa Indonesia ke
depan. Pada Rancangan Kurikulum 2013, kalaupun telah terdapat upaya tersebut,
dinilai belum menampakkan sebagai hasil kajian akademik yang semestinya.
Beberapa persoalan mendasar pada rancangan kurikulum ini antara lain sebagai
berikut:
· Rancangan Kurikulum 2013 tidak disertai naskah akademik, yang berisi
pemikiran, konsep, tujuan, serta grand design (rancangan besar) pendidikan
nasional, sebagai landasan. Rancangan Kurikulum 2013 memang telah mencantumkan
sikap dan nilai-nilai luhur kemanusiaan, tetapi dalam beberapa hal kurang
memperhatikan hakikat STEAM (Science-Technology-Engineering-Art-Mathematics),
yaitu, ciri budaya ilmiah di balik kemajuan ilmu pengetahuan yang diserasikan
dengan pembangunan karakter bangsa guna menghadapi tantangan ke depan. Trend
(kecenderungan) dewasa ini menunjukkan bahwa posisi peradaban bangsa-bangsa
yang akan datang sangat dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan serta
teknologi (teknologi informasi, teknologi bio, teknologi nano, teknologi neuro)
yang terus berkembang, yang telah terbukti berpengaruh pada kemajuan budaya,
perkembangan cara berfikir, serta daya kreativitas manusia dewasa ini dan ke
depan dalam menghadapai tantangannya.
· Rancangan Kurikulum 2013 belum menunjukkan keterkaitan yang jelas antara
basis filosofi yang digunakan dengan perwujudannya pada tataran teknis yang
dirancang untuk diimplementasikan. Misalnya, pendekatan interdisiplin dan
metode eklektik yang dipilih tidak terwujud dalam model pembelajaran
tematik-integratif yang direpresentasikan melalui Kompetensi Inti dan/atau
Kompetensi Dasar. Dalam model ini, yang tampak bukanlah interdisiplin,
melainkan multidisiplin: beberapa disiplin dimasukkan, bahkan cenderung
dipaksakan, dalam sebuah mata pelajaran tanpa basis ontologi dan epistemology yang
mengikatnya
Rancangan Kurikulum 2013 mengambil konsep integratif-tematik yang
menunjukkan terdapatnya perubahan mendasar pada struktur kurikulum hingga pola
penugasan guru, setidaknya, sejumlah mata pelajaran akan diintegrasikan menjadi
satu mata pelajaran. Konsep ini membutuhan guru yang menguasai sejumlah mata
pelajaran (yang digabungkan) serta mumpuni dalam mengajar berbasiskan pada tematik
(yang telah ditentukan), yang merujuk pada lingkungan sekolah. Untuk
terlaksananya konsep ini, pengetahuan dan kapasitas guru yang ada pada saat ini
cukup jauh dari memenuhi kebutuhannya. Sementara itu, akan terdapat
permasalahan pada tidak sedikit jumlah guru dengan “kompetensi” mata pelajaran
yang dikeluarkan dari dalam struktur Kurikulum 2013.
Berdasarkan hal tersebut, sebelum Rancangan Kurikulum 2013 diberlakukan, MGB
ITB menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Amat perlu dilakukan perbaikan atas Rancangan Kurikulum 2013 semaksimal
mungkin melalui kajian yang mendalam dan cermat. Untuk ini diperlukan naskah
akademik yang mengemukakan sosok bangsa Indonesia untuk memasuki peluang Emas,
yang memuat kajian filosofis mengenai tujuan pendidikan nasional. Kajian
tersebut seyogianya mengemukakan pemikiran serta konsep dasar, termasuk di
dalamnya perhatian pada pendidikan STEAM, yang kelak menjadi rujukan dalam
menyusun Rancangan Kurikulum 2013 beserta implementasinya.
2. Dokumen Kurikulum 2013 adalah Dokumen Negara dan Dokumen Budaya bangsa yang
akan menjadi panduan dalam meletakkan dasar-dasar proses pendidkan ke depan.
Untuk itu amat perlu dilakukan pembenahan atas struktur dan tatabahasa di dalam
draf dokumen Kurikulum 2013 yang ada sehingga mudah dipahami, terutama oleh
kalangan pelaku pendidikan di lapangan, dalam dimensi ruang maupun waktu.
3. Sebelum diimplementasikan, rancangan sebuah kurikulum perlu diuji dan
disosialisasikan secara terbuka di forum akademik, yang juga melibatkan
pihak-pihak lain yang memiliki kompetensi serta kapasitas menilai, termasuk di
dalamnya adalah kelompok masyarakat pelaku pendidikan. Forum terbuka adalah
amat penting, yang mempunyai tujuan selain guna menampung pemikiran yang
komprehensif juga untuk membangun pemahaman bersama hingga mengundang komitmen
semua komponen masyarakat, khususnya yang akan terlibat langsung di dalam
implementasi.
4. Kurikulum adalah bagian amat penting dari kebijakan nasional yang menyangkut
hajat hidup mendasar bagi orang banyak, yang meletakkan dasar-dasar upaya
pembangunan budaya serta martabat bangsa. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya
kelak, proses serta prosedurnya harus memperhatikan kepentingan orang banyak
itu sendiri sebagai masyarakat madani (civil society). Dalam hal ini Pemerintah
perlu mengawalinya dengan membangun komunikasi cerdas dengan masayarakat yang
amat luas, di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Langkah perlu yang harus dilakukan untuk melaksanakan sebuah kurikulum
adalah menyiapkan guru, sarana dan prasarana serta infrastruktur pendidikan
yang tepat. Menyiapkan guru dalam hal ini bukan sekedar menyiapkan ketrampilan
dalam pengetahuan, namun lebih penting adalah menyiapkan sosok guru yang
mumpuni, mempunyai sikap (attitude), mempunyai pengetahuan (knowledge), serta
mempunyai ketrampilan (skill), yang layaknya dimiliki seorang panutan. Ketiga
hal tersebut diperlukan guna membangun karakter peserta didik yang berujung
pada tumbuhnya nilai-nilai generasi yang dapat menjadi pelaku budaya serta
peradaban bangsa Indonesia 2045. Untuk ini Pemerintah mutlak perlu bekerjasama
dengan perguruan tinggi serta unsur-unsur masyarakat pelaku pendidikan yang
lainnya yang mumpuni dalam merancang hingga merealisasikan Kurikulum Pendidikan
Nasional.
Penundaan pemberlakukan Kurikulum 2013 menjadi keniscayaan jika hal-hal di atas belum bisa dilaksanakan. Menunda guna melakukan dengan segera persiapan yang lebih baik adalah jauh lebih berarti ketimbang kehilangan kesempatan merebut peluang Emas sebagai akibat menerapkan langkah-langkah pendidikan yang belum dipersiapkan dengan amat baik.
Bandung, 12 April 2013
Ketua Majelis Guru Besar ITB
Prof. Harijono A. Tjokronegoro
sumber info: MGB ITB BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sahabat pengunjung yang baik,mohon tuliskan kesan Anda pada blogs sederhana kami ini. Terikasih Anda sudah menengok pojok tulisan ini.