Bersama tetesan embun pagi yang senantiasa dzikrullah, Allah pun tak akan lupakan para kekasih-Nya dari golongan manusia, makhluk mulia yang Dia ciptakan melalui seruan-Nya disetiap waktu. Begitu sayangnya Allah pada mereka hambanya yang senantiasa selalu bersyukur, sampai-sampai terus diingatkan agar selalu mendekat sehingga tidak sesat dan terlena dengan nikmat dunia yang sesaat dan menipu. Allah tak ada bosan-Nya undang lagi dan undang lagi mereka makluk mulia tersebut, karena itu Allah selalu bersumpah dengan nama-nama waktu agar si hamba-Nya tidak hidup terhina dalam ujian-Nya apalagi sampai mereka merugi. Dikala sang hamba terus mendekat dan mendekat lagi maka curahan rahmat dan hidayah-Nya tentu tiada akan berhenti. Iman Yakin dan Amal Sholeh seperti inilah bukti pemberian tertinggi dan terbaik dari Allah SWT yang seharusnya kita perjuangkan dan pelihara dengan sebaik-baiknya sampai akhir hayat. Subhanallah..
Didalam Surah Adh-Dhuha Allah SWT bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam, “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS.-Adh-Dhuha[93]:1-2).
Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allah SWT sampai bersumpah pada kedua waktu itu? Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang paling utama dalam setiap harinya. Imam Arrazi menerangkan bahwa Allah SWT setiap bersumpah dengan sesuatu, itu menunjukkan hal yang agung dan besar manfaatnya. Bila Allah bersumpah dengan waktu dhuha, berarti waktu dhuha adalah waktu yang sangat penting.
Pada waktu itulah Allah swt sangat memperhatikan hamba-Nya yang paling getol mendekatkan diri kepada-Nya. Ditengah malam yang sunyi, dimana orang-orang sedang tidur nyenyak tetapi hamba Allah yang pintar mengambil kesempatan di saat itu dengan bermujahadah melawan kantuk dan dinginnya malam dan air wudhu’, bangun untuk menghadap Khaliqnya, tidak lain hanya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Demikian juga dengan waktu dhuha, dimana orang-orang sibuk dengan kehidupan duniawinya dan mereka yang tahu pasti akan meninggalkannya sebentar untuk kembali mengingat Allah SWT, sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha,“Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu sa’at ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR. Muslim).
Lantas bagaimana tidak senang Allah dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana janji-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (QS.Al-Ma'idah [5]:35).
Diakhir ayat ini terlihat Allah menyatakan kata “beruntung” bagi hambanya yang suka mendekatkan diri kepadanya.
Salam perjuangan meraih keberuntungan di semesta alam,
Bismilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sahabat pengunjung yang baik,mohon tuliskan kesan Anda pada blogs sederhana kami ini. Terikasih Anda sudah menengok pojok tulisan ini.