Rangkuman Problem Guru
Jabatan di dunia ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu jabatan guru dan jabtan non guru. Jabatan guru memerlukan pendidikan khusus, sedangkan jabatan non guru tidak harus berpendidikan khusus. Jabatan non guru dapat dilakukan oleh guru yang sudah "kehilangan jati dirinya". Jabatan guru memerlukan seperangkat kompetensi (kemampuan) yaitu : Kompetensi Paedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial.
Bagi seorang guru yang tidak memiliki kompetensi tersebut diatas sebaiknya mundur dari jabatan guru atau memiliki seperangkat kompetensi tersebut, tetapi tidak ada upaya memperbaiki kinerjanya, sehingga ia menjadi guru yang tidak tahu malu.
Adapun ciri-ciri seorang guru yang tidak memiliki etos kerja positif, yaitu :
1.Tidak membuat program semester.
2.Tidak membuat persiapan mengajar (apapun istilahnya untuk "persiapan mengajar" itu).
3.Tidak memberikan pekerjaan rumah (PR).
4.Tidak mengoreksi PR miskipun memberikan PR.
5.Tidak membahas PR miskipun memberikan PR.
6.Tidak membuat Bank Soal untuk ulangan harian beserta kunci jawabannya.
7.Tidak menyelenggarakan ulangan secara teratur.
8.Tidak menggunakan pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan dalam mengoreksi dan menentukan nilai ulangan.
9.Tidak menganalisa hasil ulangan, dan analisa ulangan dilakukan hanya untuk keperluan usulan PAK dan kenaikan pangkat.
10.Tidak melaksanakan perbaikan dan pengayaan.
11.Tidak mempunyai daftar kumpulan nilai harian, sehingga nilai untuk raport ditentukan secara awuran yang dikenal dengan istilag "ngaji (ngarang biji).
12.Tidak mau tahu terhadap perubahan kurikulum yang berlaku.
13.Tidak mau berkonsultasi dengan teman sejawat ketika mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu bahan ajar, sehingga konsep-konsep ilmu diajarkan dengan pengawuran.
14.Tidak berupaya menguasai buku ajar.
15.Tidak membaca (tidak belajar) untuk menimba pengetahuan yang lebih tinggi di atas bahan ajar.
16.Tidak peduli miskipun bahan ajar tidak tuntas disajikan.
17.Tidak serius memperhatikan siswa pada waktu pembelajaran berlangsung, karena waktunya banyak digunakan mengurus keperluan lain yang berhubungan dengan kepentingan pribadinya.
18.Tidak melakukan kunjungan kepada orang tua siswa, miskipun ada persoalan siswa yang pemecahannya memerlukan kerjasana dengan orang tua siswa.
19.Tidak peduli (acuh ta acuh) miskipun kehadirannya di sekolah sering terlambat.
20.Tidak bosan-bosan untuk berkali-kali berkata :
"SAYA YA SEPERTI INI. AKAN DIMUTASI, SILAHKAN.
TUNJANGAN PROFESI AKAN DICABUT, SILAHKAN.
AKAN DIPENSIUN DINI, SILAHKAN. Dan kerjanya terus-menerus seenaknya saja.
21.Hampir selalu terlambat datang di sekolah
22.Sering tidak masuk hanya karena hal-hal yang tidak layak dijadikan analasa, seperti ikut rombongan pengantin, membantu famili yang mau selamatan, dan lain sebagainya dengan segudang alasan.
23. Tetap mengobrol di ruang guru, miskipun sudah waktunya masuk ke kelas untuk mendidik dan mengajar.
24. Membuat keterangan palsu untuk melengkapi portofolio dalam mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan.
25. Membeli karya tulis untuk kepentingan sertifikasi guru dalam jabatan ataupun untuk kenaikan pangkat.
sumber: Memahami Etos Kerja
sumber: Memahami Etos Kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sahabat pengunjung yang baik,mohon tuliskan kesan Anda pada blogs sederhana kami ini. Terikasih Anda sudah menengok pojok tulisan ini.